Bacaini.id, SURABAYA – Masyarakat Jawa Timur dikenal memiliki karakter keras. Mereka juga suka bersikap apa adanya dan tak gentar menghadapi kekerasan.
Berikut fakta menarik tentang masyarakat Jawa Timur dari masa ke masa:
Pertempuran 10 November
Sejak zaman penjajahan, karaktar tak mau menyerah ini sudah muncul dalam melawan agresi Belanda. Pertempuran 10 November 1945 pecah ketika ribuan pejuang yang dikenal dengan sebutan Arek-arek Suroboyo terlibat pertempuran sengit melawan pasukan Belanda.
Meski bersenjatakan bambu runcing, mereka tak mundur sejengkalpun menghadapi peluru dan tank Belanda. Semangat Arek-arek Suroboyo membuat pasukan Belanda gentar dan meninggalkan Kota Surabaya.
Pembunuhan Marsinah
Seorang buruh pabrik asal Nganjuk menjadi legenda perlawanan kaum pekerja di Indonesia. Dia adalah Marsinah, seorang aktivis dan buruh pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang memproduksi jam. Bersama aktivis buruh lainnya, Marsinah lantang menyuarakan kenaikan upah bagi teman-temannya.
Atas perjuangannya, dia diculik dan disiksa secara keji sebelum ditemukan tewas pada 8 Mei 1993. Mayatnya ditemukan di hutan Sesa Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Peristiwa tersebut menjadi catatan kelam perjuangan buruh di Indonesia.
Dukun Santet
Pada tahun 1998, sebuah peristiwa pembantaian massal terjadi di Banyuwangi. Entah siapa yang menggerakkan, angka pembunuhan dan kekerasan terjadi di Banyuwangi dengan sasaran dukun santet. Pembantaian yang dilakukan kelompok tertentu ini menjadi tragedi kemanusiaan di akhir rezim Orde Baru, dengan jumlah korban diperkirakan lebih dari 100 orang.
Hingga kini aparat penegak hukum tak pernah berhasil membongkar otak peristiwa berdarah tersebut. Sebagian menduga hal itu digerakkan oleh kekuatan yang terorganisir dengan kostum ala ninja. Beberapa pengamat juga mengaitkannya dengan momentum politik pemilihan umum yang berlangsung 1999.
Lumpur Lapindo
Tahun 2006 menjadi petaka bagi masyarakat yang bermukim di Porong, Sidoarjo. Kejadian ini berawal dari kegiatan eksplorasi minyak yang dilakukan oleh perusahaan milik keluarga Aburizal Bakrie, yakni PT Lapindo Brantas.
Tiba-tiba saja eksplorasi tersebut memicu muntahan material dari dasar bumi berupa lumpur dalam jumlah besar. Luapan lumpur itu terus meluas dan tak bisa dikendalikan oleh pengelola pabrik. Hingga pada akhirnya menenggelamkan kampung di sana dan memaksa pemerintah membayarkan ganti rugi setelah perusahaan tersebut dinyatakan pailit.
Demikian beberapa fakta menarik tentang peristiwa yang terjadi di Jawa Timur.
Penulis: HTW
Tonton video: