Bacaini,id, JOMBANG – Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Jombang tak mengurungkan niat Aris dan Irmawati untuk menikah. Keduanya nekat melangsungkan pernikahan dengan kondisi tamu terendam air.
Pemandangan unik ini terjadi di Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Sebuah acara pernikahan digelar dengan kondisi banjir. Deretan kursi tamu tetap dipasang meski sebagian terendam air. Pengiring mempelai pria pun harus rela berjalan kaki menerjang banjir di sepanjang jalan menuju tempat berlangsungnya pernikahan.
Acara yang seharusnya mendatangkan banyak tamu dan hidangan itu terpaksa digelar secara sederhana. Satu terop sederhana terpasang di depan rumah mempelai perempuan. “Namanya musibah tidak ada yang tahu. Keluarga tetap bersyukur pernikahan berlangsung lancar,” ujar Khoirul Anwar, kakak Irmawati kepada Bacaini.id, Jumat, 11 Maret 2022.
Menurut Khoirul acara pernikahan adiknya sudah disiapkan jauh-jauh hari. Mulai menyebar undangan hingga menyiapkan seluruh perlengkapan pernikahan termasuk pelaminan hingga menu makanan.
Namun apa lacur, hujan yang terjadi sehari sebelumnya membuat lokasi pernikahan terendam air. Menurut Khoirul, air mulai menggenang hingga masuk ke pemukiman warga pada Kamis malam, 10 Maret 2022. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Konto dengan ketinggian rendaman air di permukiman warga setinggi 70 cm.
Ratusan Warga Dievakuasi
Banjir tersebut juga mengakibatkan ratusan warga di Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang harus dievakuasi. Sejak Jumat, 11 Maret 2022 dini hari air sudah masuk ke pemukiman warga.
Ketinggian air yang mencapai dua meter membuat petugas dan relawan bergerak cepat menuju lokasi banjir. Dengan menggunakan perahu karet, petugas menyisir seluruh perkampungan yang berada di tengah aliran Sungai Catakgayam dan Sungai Pancir. Sasaran evakuasi petugas adalah anak-anak, perempuan dan manula. Mereka segera dievakuasi ke lokasi aman di Balai Desa.
Sanati salah warga di Desa Kademangan mengatakan banjir menerjang perkampungan warga dengan cepat. Sebelumnya, hujan lebat juga terjadi di sejumlah lokasi. “Air sungai Catakgayam dan Pancir meluap, jadi banjir sampai masuk ke dalam rumah,” keluh perempuan berusia 68 tahun itu.
Kepala Dusun Kademangan, Irwan Susantomengatakan jika banjir seringkali terjadi setiap musim penghujan tiba. Pasalnya, desa tersebut berada di tengah dua aliran sungai besar. Banjir kiriman dari Wonosalam membuat air sungai muntah hingga menggenangi kawasan yang lebih rendah.
“Warga sudah mengevakuasi barang berharga milik mereka sebelum kami evakuasi ke lokasi yang lebih aman. Berdasarkan data, saat ini ada sekitar 180 kepala keluarga yang mengungsi di Balai Desa,” terang Irwan.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun petugas BPBD Jombang, selain Kecamatan Sumobito dan Mojoagung, banjir juga terjadi di kawasan Kecamatan Ploso dan Plandaan. Petugas saat ini sudah mendirikan dapur umum di sejumlah lokasi untuk memenui kebutuhan makan dan minum bagi para pengungsi.
Banjir akibat curah hujan tinggi ini masih harus diwaspadai, seiring terbatasnya kemampuan sejumlah sungai untuk menampung debit air yang melimpah selama musim penghujan.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira