Bacaini.id, JOMBANG – Aksi mogok puluhan produsen tahu di Jombang tampaknya sia-sia. Bukannya turun, harga kedelai malah kembali naik.
Belum lagi beberapa produsen tahu diprotes karyawannya yang menolak nganggur. Para produsen tahu pun akhirnya terpaksa kembali produksi, meskipun harus kembali merugi.
Seperti yang dialami oleh Muhamad Arif, salah satu produsen tahu asal Dusun Bapang, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang. Arif memutuskan kembali produksi tahu dan mempekerjakan ratusan karyawannya.
“Kemarin kami mogok produksi karena harga kedelai tembus 11.500 rupiah. Sekarang malah naik lagi jadi 11.600 rupiah perkilo,” kata Arif kepada Bacaini.id, Kamis, 24 Februari 2022.
Arif mengaku benar-benar dihadapkan pada posisi sulit. Sejak memutuskan mogok produksi serentak bersama Komunitas Tahu Jombang sejak hari Minggu kemarin, 120 karyawannya otomatis juga ikut menganggur.
Mereka kebingungan karena tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan. Karena kasihan akhirnya dia memutuskan untuk kembali berproduksi.
Sebenarnya para produsen mengaku masih ingin melanjutkan aksi mogok produksi tahu secara masal. Namun disisi lain mereka mereka nasib ratusan karyawannya yang kebingungan karena menganggur, sehingga mereka membatalkan memperpanjang aksi mogok produksi.
“Ya kasihan, mereka semua mengeluh karena nganggur,” sebutnya.
Di pabrik miliknya, Arif memproduksi tahu mulai dari mengolah bahan baku kedelai hingga menjadi tahu. Setelah itu, tahu langsung dipotong kecil dan digoreng matang. Pemasaran tahu hasil produksinya menjangkau wilayah Surabaya, Mojokerto, Gresik dan sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Pengusaha tahu ini mengakui dengan adanya harga bahan baku kedelai yang terus naik, usahanya jelas merugi.
“Harga kemarin saja kita sudah rugi apalagi sekarang,” keluhnya.
Para perajin tahu mengaku bingung dan berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk membantu mereka mencari solusi. Jika harga kedelai terus tak terkendali, besar kemungkinan mereka akan bangkrut.
Saat ini, para produsen hanya bisa menghitung dan mempertimbangkan untuk menaikkan harga jual. Meskipun berat dan sulit,
sedang menghitung untuk menaikan harga jual tahu dari sebelumnya. Meskipun berat dan sulit, keputusan menaikan harga tahu ini menjadi pilihan terakhir untuk bertahan.
“Kalau kita naikkan harga jual, pelanggan kita pasti protes,” ratapnya.
Menghadapi kondisi ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Jombang, Hari Oetomo meminta agar masyarakat bisa lebih sabar dan memahami kondisi pasar.
Hingga saat ini pihaknya masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat atas kenaikan harga kedelai yang ada di Jombang.
“Kita pantau terus dan menunggu regulasi harga dari pusat, karena disinyalir harga kedelai ini perlu disesuaikan. Saya harap produsen tahu di Jombang bisa terus berproduksi,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira