Bacaini.id, KEDIRI – Harga kedelai yang masih tinggi dan lesunya pemasaran, sejumlah perajin tahu di Kabupaten Kediri berhenti produksi. Sempat bertahan, nyatanya omset mereka anjlok hingga 50 persen.
Menyusul aksi mogok produksi di sejumlah daerah, Gatot Siswanto, pemilik usaha Gudang Tahu Takwa (GTT) di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri mengatakan akan berhenti produksi selama dua hari.
“Hari ini kita libur dulu, mungkin sampai besok (Kamis, 24 Februari 2022),” kata Gatot kepada Bacaini.id, Rabu, 23 Februari 2022.
Pengusaha oleh-oleh khas Kediri ini mengaku berhenti produksi karena harga kedelai yang tidak terjangkau sekaligus mengakibatkan pasar menjadi lesu. Dijelaskannya, harga kedelai hingga kini tembus mencapai Rp 11.500.
Sempat bertahan dengan menaikkan harga jual dari Rp 9 ribu naik menjadi Rp 10 ribu setiap kotak yang berisi 10 potong tahu, nyatanya omset penjualan mereka menurun sampai 50 persen.
“Kita sempat naikkan harga Rp 1.000, tapi karena pasarnya lesu daripada saya dan teman-teman buang-buang tahu yang sudah jadi akhirnya kita tidak produksi dulu sambil nanti produksi sedikit-sedikit lagi,” terangnya.
Sementara dalam sekali produksi biasanya Gatot menggunakan 400 kilogram kedelai. Setelah harga kedelai mulai tak terkendali, dia mengurangi bahan baku pembuatan tahu tersebut menjadi 200 kilogram atau 50 persen dari biasanya.
Selama dua hari berhenti produksi ini, perajin tahu diliburkan dan hanya membersihkan alat-alat yang biasa digunakan dalam proses produksi. Meskipun jika besok (Kamis) harga kedelai masih belum berubah, Gatot mengaku akan kembali melakukan produksi.
“Kita punya 7 mitra yang semuanya juga libur. Tapi kalau untuk perajin yang lain saya kurang tahu, mungkin mereka juga berhenti produksi. Kalau harga kedelai belum berubah, agar tidak merugi kita tetap produksi tapi ya terpaksa kita kurangi,” tandasnya.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira