Bacaini.id, JOMBANG – Seorang buruh pabrik di Dusun Mojokuripan, Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito, Jombang sukses membudidayakan lobster air tawar. Tingginya permintaan burayak atau baby lobster air tawar merangsang pria ini untuk terus mengembangkan usaha yang sudah dirintis sejak lima tahun terakhir.
Selain perawatannya cukup mudah, usaha ini mampu menghasilkan omzet bulanan hingga puluhan juta rupiah. Itulah yang membuat Heru Setiawan sehari-hari melakukan aktivitasnya di kolam lobster air tawar miliknya.
Dengan memanfaatkan pekarangan di belakang rumah, belasan petak kolam berbagai ukuran menjadi sumber penghasilannya. Mulai dari ukuran 2×4 untuk indukan dan pemijahan, sedang kolam ukuran besar untuk pembesaran anakan lobster.
Selang air yang terpasang di atas petak kolam menimbulkan suara gemercik air yang membuatnya semakin betah berlama-lama berada di kolam. Gemericik air dari selang inilah yang juga menjadi sumber oksigen yang mengalir ke kolam lobster indukan, terlebih pada siang hari lobster ini bersembunyi di balik genting yang tertata rapi di dalam kolam.
“Karena lobster ini hewan malam, jadi cenderung bersembunyi saat siang hari,” ujar Heru kepada Bacaini.id, Sabtu, 5 Februari 2022.
Menurut bapak dua anak ini, tidak sulit untuk membudidayakan lobster air tawar. Hanya cukup memberi pakan pelet ikan 2 kali sehari, serta sirkulasi air yang menjadi sumber oksigen agar lobster bisa berkembangbiak dengan baik.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah penyediaan kolam yang harus disesuaikan dengan kebiasaan lobster. Salah satunya tidak suka terlihat manusia.
“Makanya saya pasang genting di dalam kolam. Selain jadi tempat sembunyi, di bawah genting ini juga jadi tempat lobster jantan dan betina kawin,” terangnya.
Selain itu di dalam kolam juga harus terdapat lumut yang cukup, untuk makanan alami lobster selain pelet yang diberikan dua kali sehari. Jika jumlah lumut terlalu banyak, akan menjadi tidak baik bagi pertumbuhan lobster itu sendiri.
Untuk pemijahan, kata Heru, setelah lobster betina dibuahi oleh pejantan peternak harus hafal kebiasaan dan ciri lobster betina yang siap bertelur. Karena saat indukan yang sudah bertelur harus dipindahkan ke tempat khusus.
“Tempatnya bisa berupa kotak kotak kecil untuk masing masing indukan. Setelah 20hari, burayak akan mulai tampak,” kata pria asal Banyuwangi ini.
Begitu juga setelah telur lobster berubah menjadi burayak, harus dipisahkan di tempat khusus. Karena jika tetap berada di satu wadah, indukan bisa kembali memakan burayak. Di saat yang bersamaan, indukan yang baru beranak itu harus dikarantina untuk sementara waktu sebelum kembali dikawinkan dengan indukan jantan.
Heru menyebutkan satu ekor lobster indukan bisa menghasilkan sekitar 200 sampai 300 ekor burayak. Setelah berusia dua bulan, setiap ekor stau ekor anakan lobster bisa dijual dengan harga 1.500 rupiah.
“Jadi setiap satu ekor indukan sama dengan 450 ribu rupiah dalam sekali menetas. Sekarang saya sendiri punya sekitar 100 indukan,” sebutnya bangga.
Usaha Heru ini berawal saat dia mendapatkan indukan lobster dari salah seorang kerabatnya. Setelah mempelajari, bertanya dan sharing dengan orang yang memahami cara beternak lobster, dia mulai tertarik untuk mencoba peruntungan dari ekosistem air tawar ini.
Mulai dari lima lobster, kini Heru berhasil mengembangkan usahanya. Tidak hanya menjual anakan lobster, terkadang Heru juga melayani khusus untuk indukan jantan.
“Lobster jantan ini biasanya dijual untuk konsumsi dan permintaanya tidak kalah tinggi. Mayoritas permintaan datang dari kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya,” tandasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira