Bacaini.id, KEDIRI – Sosok macan putih yang menjadi simbol klub sepak bola Persik Kediri masih misterius. Sebagian masyarakat mempercayai jika kemunculan macan putih ada di Goa Selomangleng.
Sejumlah sumber literasi sejarah menyebutkan perwujudan macan putih erat hubungannya dengan cerita rakyat Gagangaking dan Bubuksah. Mereka adalah kakak adik yang bertapa di Goa Selomangleng atas perintah gurunya.
Tiba di Goa Selomangleng, Gagangaking dan adiknya Bubuksah memiliki cara masing-masing dalam bertapa. Gagangaking membatasi makan dan minum sebagai laku prihatin untuk mencapai tingkat spiritual tertinggi. Akibatnya tubuhnya menjadi kurus kering.
Sementara adiknya Bubuksah menempuh laku dengan menikmati segala hal yang duniawi, termasuk makan dan kesenangan. Akibatnya tubuhnya menjadi gemuk.
Melihat hal itu, Gagangaking mengingatkan Bubuksah agar meninggalkan cara laku tersebut. Menurutnya cara itu bisa membuatnya tergelincir dalam kenikmatan duniawi.
Namun nasihat itu diabaikan Bubuksah yang tetap memilih laku tapa yang dijalani. Akhirnya kedua bersaudara itu terlibat dalam perdebatan.
Menyaksikan kakak beradik itu berdebat, sang Batara Guru menjadi prihatin. Dia mengutus Dewa Kalawijaya untuk menguji keteguhan hati mereka.
Kalawijaya datang ke Goa Selomangleng dalam perwujudan macan putih. Dia mendatangi Gagangaking untuk memangsanya. Gagangaking menolak dan mengatakan dirinya terlalu kurus untuk santapan harimau.
Selanjutnya harimau itu beralih menemui Bubuksah dan mengatakan untuk memakannya. Di luar dugaan, Bubuksah yang dianggap kakaknya terlalu memikirkan duniawi justru mengikhlaskan tubuhnya untuk disantap macan putih. Dia meyakini penyerahan diri itu akan mengantarnya menemui dewa.
Melihat ketulusan Bubuksah, macan putih itu mengurungkan niatnya untuk memakan. Dia justru menawarkan diri menjadi tunggangan Bubuksah menuju tempat para orang suci.
Namun sebelum berangkat, Bubuksah meminta macan putih untuk mengajak serta kakaknya Gagangaking. Menurutnya, Gagangaking juga telah melakukan tapa dengan tulus. Macan putih itupun menyetujui, dengan syarat Gagangaking tidak boleh menaiki punggungnya seperti Bubuksah.
Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Kediri, Nur Muhyar mengatakan kisah Gagangaking dan Bubuksah itu terekam dalam relief Goa Selomangleng. Pada salah satu relief dinding goa terdapat guratan seorang pemuda menaiki harimau. Di belakangnya mengikuti pemuda lain yang berjalan dengan memegang ekor harimau. “Cerita itu tergambar dalam relief Goa Selomangleng, yang diyakini sebagai latar cerita rakyat tersebut,” kata Nur Muhyar kepada Bacaini.id, Kamis, 13 Januari 2022.
Kisah itu pula yang kemudian menjadi dasar pemilihan macan putih sebagai logo klub sepak bola Persik Kediri. Macan Putih merupakan khodam yang sangat disegani dan sakti.
Penulis: HTW
Editor: Budi S
Tonton video: