Bacaini.id, LUMAJANG – Meski upaya pencarian korban erupsi Gunung Semeru masih dilakukan, warga yang kehilangan keluarga diminta mengikhlaskan. Pemerintah akan fokus pada pembangunan hunian sementara.
Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Dino Andalananto mengatakan dari hasil rapat evaluasi, warga yang masih kehilangan anggota keluarganya diminta untuk mengikhlaskan. ”Bagaimanapun penanganan pasca bencana yang lain juga harus diwujudkan. Seperti pembangunan huntara (hunian sementara) atau relokasi,” kata Dino saat dihubungi, Rabu, 22 Desember 2021.
Untuk pembangunan huntara sendiri sudah disiapkan di dua lokasi yaitu di Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipiro seluas 81 hektar dan di Desa Oro- Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo seluas 9 hektar.
Hingga saat ini total ada 10.395 jiwa warga dari dua kecamatan yang mengungsi. Pemkab Lumajang sudah mulai menggarap pembangunan huntara di Desa Sumber Mujur. Untuk di Desa Oro-Oro Ombo masih dilakukan penyesuaian titik koordinat untuk relokasi.
“Kebutuhan paling mendesak saat ini adalah bahan bangunan. Huntara yang akan dibangun nanti ukurannya 6×6 dan 4×6, dan ditarget selesai urusan lahan tanggal 25 Desember nanti,” imbuhnya.
Tonton video:
Tanggul darurat di bawah Jembatan Gladak Perak juga telah dibangun dan kini sudah mencapai 90 persen. Demikian pula pengerjaan jalan nasional Malang-Lumajang, tepatnya di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh yang sudah mencapai 80 persen.
Korban 51 Orang
Hingga hari ini korban meninggal mencapai 51 orang, dengan 28 diantaranya sudah teridenitifikasi tim DVI Polri. BPBD Lumajang menyebut jumlah korban jiwa terus bertambah.
Pemkab Lumajang memperpanjang masa tanggap darurat bencana yang akan berakhir pada 25 Desember 2021. Nantinya, setelah berganti status menjadi masa transisi, Pemkab Lumajang sudah fokus menyiapkan pembangunan hunian sementara (huntara).
Sampai saat ini aktivitas vulkanik gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa ini masih belum stabil. PVMBG menaikkan status Semeru menjadi Level IIi Waspada.
Diimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan. Harap djwaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Penulis: A. Ulul
Editor: Budi S