Bacaini.id, KEDIRI – Jasa pangkas rambut selalu dibutuhkan dalam kondisi apapun. Namun tak banyak tempat cukur yang memiliki ruang terbuka, pemandangan bagus, dan sejuk seperti milik Imam Falahudin.
Tempat pangkas rambut yang satu ini memang luar biasa. Tak hanya mendapatkan hasil potongan rambut yang rapi, konsumen bisa menikmati pemandangan sawah yang luas. Udara sejuk pun bisa dihirup leluasa, plus semilir angin yang membuat kepala rileks.
“Tempat cukur saya juga aman dari penularan Covid karena tempatnya terbuka. Beda dengan barbershop atau salon dengan ruang tertutup dan ber-AC,” kata Imam kepada Bacaini.id, Minggu 29 Agustus 2021.
Klaim Imam tentang tempat kerjanya tak berlebihan. Bagaimana tidak, dia memanfaatkan area pinggir jalan di kawasan persawahan sebagai tempat cukur. Lokasinya persis di bawah pohon rindang yang sejuk. Meski tanpa AC, tempat ini dipastikan sejuk dan terbuka. Tak sedikit yang menjulukinya cukur ‘sorwit’ (ngisor wit=bawah pohon).
Tempat pangkas rambut ini berada di Kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Dari perempatan Bence ke timur sekitar lima kilometer. Sampai di perempatan tong, lurus sejauh 200 meter. Pangkas rambut ini berada di sebelah kanan atau selatan jalan.
Tepat di antara dua pohon besar, Imam meletakkan kursi kayu menghadap samping sebagai tempat duduk bercukur. Pemilihan tempat ini ada maksudnya. Pohon di belakang untuk menggantungkan cermin agar konsumen bisa melihat potongan rambut belakang. Sedangkan pohon satunya juga digantung cermin untuk melihat penampakan rambut bagian depan.
Tak banyak peralatan yang dibawa, selain sisir dan mesin cukur rambut. Sumber listriknya dari Aki yang dibawa dari rumah. Daya listrik mesin cukur yang kecil cukup untuk memangkas beberapa rambut kepala. “Kursi dan cermin saya titipkan rumah penduduk. Jadi saya tidak angkut banyak barang dari rumah,” kata Imam.
![](https://bacaini.id/wp-content/uploads/2021/08/cukur-3.jpg)
Rumah Imam cukup jauh dari tempatnya praktik, yakni di Desa Semen, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Dia terpaksa ‘merantau’ cukup jauh setelah gagal mencoba peruntungan di area wisata Goa Selomangleng. Tak disangka di tempat barunya ini Imam mendapatkan hoki.
Jumlah antrean yang menanti jasa pangkas rambut Imam tak bisa diremehkan. Mereka rela menunggu beberapa waktu demi mendapatkan potongan rambut yang rapih. Selain itu, sensasi potong rambut di bawah pohon juga luar biasa. Ditambah gemericik suara air dari sungai kecil yang mengalir di samping kursi cukur.
Hal lain yang sulit ditandingi tempat pangkas rambut rumahan adalah tarifnya. Jika barbershop dan salon rata-rata mematok biaya Rp 20.000 – 25.000, di sini cukup Rp 7.000 saja. “Hasilnya silahkan dinilai sendiri,” kata Imam.
Dalam sehari pria berusia 37 tahun ini bisa mencukur 7 – 9 orang. Artinya dia bisa membawa pulang Rp 63.000 setiap hari untuk keperluan dua anak dan istrinya.
“Saya buka setiap hari kecuali Jumat, mulai jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Alhamdulillah banyak pelanggan baru yang jadi pelanggan tetap karena merasa cocok,” ujarnya.
Beberapa pelanggan baru yang datang rata-rata merasa aman dan nyaman bercukur di tempat ini. Seperti yang disampaikan Mahfud, salah satu pelanggan yang mengaku takut terpapar Covid 19 jika bercukur di tempat tertutup.
“Saya sudah empat kali potong rambut di sini. Tempatnya teduh, ongkosnya murah, hasilnya juga tidak kalah. Dan yang penting tempatnya terbuka, tidak was-was terpapar virus,” kata Mahfud.
Keberadaan jasa potong rambut di pinggir jalan ini juga mengingatkan Mahfud saat kanak-kanak. Pada zaman itu, banyak sekali tukang potong rambut yang beroperasi di pinggir jalan. Seiring perjalanan waktu, keberadaan mereka tergusur pangkas rambut modern.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: