Bacaini.id, KEDIRI – Sudah lama gedung bioskop Jaya Theater di Jalan Brawijaya Kota Kediri mangkrak. Gedung yang pernah berjaya di tahun 80-an itu hanya menyisakan bangunan tua yang angker.
Suasana seram sudah terasa sejak memasuki halaman gedung bioskop yang dibangun pengusaha China bernama Tiong Liep atau Hatalip Aries Tritanto. Merujuk papan nama yang tertempel di dinding, gedung itu diresmikan Wali Kota Kediri Drs. Setijono pada tanggal 30 April 1985.
Halaman depan dan samping gedung ditumbuhi tanaman liar yang cukup tinggi. Sejumlah benda berserakan di sana sini bercampur sampah. Pemandangan ini mengingatkan setting film Im Legend, dimana Will Smith bertahan sendirian di kota mati yang sudah lama ditinggalkan penduduknya.
Udara pengap makin menyergap saat menginjakkan kaki di dalam gedung. Ruangan ini langsung berhadapan dengan loket penjualan tiket yang bersebelahan dengan kantor. Di era tahun 1980 – 1990, ruangan ini dijejali penonton yang mengantre membeli tiket.
Aura mistis dan seram baru terasa saat membuka pintu kantor yang sudah dipenuhi sarang laba-laba. Ketika ditarik, pintu kaca gelap yang memantulkan cahaya dari luar itu langsung menunjukkan pemandangan mengerikan.
Ruang gelap dan pengap itu dipenuhi atap plafon yang runtuh. Tak ada sinar apapun yang masuk ke ruangan ini hingga membuatnya gelap gulita. “Di sini hantunya banyak sekali, saya sampai sesak. Ada anak kecil dan perempuan tertawa,” kata Novira Kharisma, reporter indigo Tim Urban Legend saat memasuki ruang itu.
Ketika berinteraksi dengan makhluk di sana, tiba-tiba bagian belakang tubuh Novi terasa panas. Dia spontan menoleh ke belakang dan melihat laki-laki tinggi besar berada di ruang loket. Saat itu juga Novi memutuskan meninggalkan tempat itu.
Tak betah berlama lama di sana, penelusuran berlanjut ke ruang pemutaran film atau proyektor di lantai atas. Akses ke tempat itu harus kembali keluar ke pintu utama menuju pintu masuk sebelah samping. Pintu ini menjadi satu dengan jalan menuju ruang pertunjukan yang luas dan gelap.
Di sini lagi-lagi Novi dikejutkan penampakan perempuan yang berdiri menatapnya. Perempuan itu diam memandangnya dengan pandangan kosong.
Karena tak ingin berinteraksi dengannya, Novi memutuskan mengambil jalur kiri menaiki anak tangga. Anak tangga kayu itu terlihat agak rapuh dan berdebu. Tangga itu menjadi satu-satunya akses menuju ruang proyektor di lantai dua.
“Saat baru saja menaiki beberapa anak tangga, saya melihat ada kaki berayun-ayun di atas. Dan yang lebih mengerikan, di atas anak tangga terakhir ada kepala berukuran besar dengan wajah mengerikan. Matanya merah melotot ke arah saya,” kata Novi yang memutuskan menghentikan langkah dan kembali turun.
Kali ini Tim Urban Legend memilih menyusuri ruang pertunjukan yang terdiri dari deretan kursi penonton. Mereka nekat ‘menabrak’ sosok perempuan yang berdiri dengan tatapan kosong untuk menuju ruang pertunjukan.
Tempat ini tak kalah menyeramkan. Deretan bangku kosong yang berdebu, hamparan karpet merah yang kusut, serta atap ruangan yang jebol menambah kesan horor tempat itu. Meski penelusuran dilakukan sore hari, namun pemandangan di ruangan ini terlihat sangat gelap. Sinar lampu kamera dan telepon seluler bahkan tak mampu menembus kegelapan ruang pertunjukan yang gelap dan pengap.
Sama seperti ruang proyektor dan kantor, ruangan ini dipenuhi makhluk tak kasat mata. Penampakan mereka juga sangat menyeramkan. Di salah satu kursi rusak di bagian ujung sebelah barat terdapat sosok laki-laki. Ketika didekati, laki-laki itu tak memiliki kaki alias buntung.
Dia duduk dan menunduk. Novira bisa membaca aura kesakitan dan kesedihan yang dialami laki-laki itu. “Sepertinya dia sedang minta tolong,” batin Novira.
Terdorong rasa iba, Novira membacakan doa dan makin mendekat. Tiba-tiba saja laki-laki itu memalingkan wajah ke arahnya dan menunjukkan muka mengerikan. Novira tercekat dan kaget.
Saat itu pula terdengar suara tawa yang sangat keras. Suara itu bahkan menggema ke seluruh ruangan. Saat ditelusuri, suara itu berasal dari sosok tinggi besar yang duduk di salah satu bangku sebelah timur.
Tim Urban Legend memutuskan mengakhiri penjelajahan untuk menghindari penampakan yang lebih banyak. Setelah membaca doa dan mengucapkan salam, mereka meninggalkan gedung bioskop Jaya Theater tepat menjelang Maghrib.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kediri, Eko Lukmono mengatakan gedung bioskop itu sudah menjadi aset milik Pemerintah Kota Kediri. Sempat melalui sengketa kepemilikan dengan beberapa pihak yang mengaku memiliki aset tersebut, pengadilan memutuskan menyerahkan gedung itu kepada Pemkot Kediri. “Kami gunakan sebagai gudang untuk menyimpan barang bukti dan barang-barang,” kata Eko Lukmono.
Reporter: Novira Kharisma
Editor: HTW
Videografer: Dulrahman
Tonton video: