Bacaini.id, BANGKALAN – Banyaknya anak-anak yang kehilangan orang tua akibat paparan Covid 19 di Bangkalan menjadi perhatian aktivis anak. Pemerintah dianggap belum menunjukkan langkah konkrit untuk membantu mereka.
Kritik ini disampaikan Mutmainnah, aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bangkalan. Menurutnya Pemerintah Bangkalan belum memiliki skema yang matang untuk menjamin masa depan anak-anak yang ditinggal mati orang tuanya. “Pendampingan psikologi untuk mereka perlu diutamakan,” kata Mutmainnah kepada Bacaini.id, Jumat, 20 Agustus 2021.
Menurut Mutmainnah, anak yang baru saja kehilangan orang tua akan mengalami syok dan bimbang tentang masa depannya. Lebih-lebih bagi anak yang kehilangan kedua orang tuanya di waktu yang berdekatan.
“Banyak kasus setelah suami meninggal lalu istrinya atau sebaliknya. Otomatis anak itu merasa bimbang bagaimana hidup selanjutnya,” ungkap Mutmainnah.
Dia mendesak Pemerintah Bangkalan menyusun skema program jaminan hidup kepada anak-anak ini, mulai jaminan pendidikan hingga kesehatan.
baca ini Kisah Lala Yatim Piatu Dalam Seminggu

Sebelumnya Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron berjanji akan memberikan perlindungan kepada anak yatim korban pandemi Covid-19. Ada tiga perlindungan yang dijanjikan, yakni jaminan hidup, pendidikan dan kesehatan.
Menurut Ra Latif, pemerintah tengah mendata anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal akibat terpapar Covid 19. “Kami Pemerintah Bangkalan benar-benar akan memperhatikan anak-anak yatim piatu itu,” terang Abdul Latif Amin Imron, 18 Agustus 2021 lalu.
Sayang komitmen tersebut belum direspon cepat oleh jajaran pemerintahnya. Hingga kini belum ada langkah nyata Pemerintah Bangkalan untuk memperhatikan anak-anak korban pandemi di sana.
baca ini 101 Anak di Kota Malang Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan, Wibagio Suharta bahkan mengaku belum menerima instruksi dari Bupati untuk melakukan pendataan anak yatim tersebut. Dia justru mendapatkan permintaan data sebanyak 25 anak korban pandemi dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. “Tapi (pendataan) itu tidak terkait dengan program ini (tiga jaminan Bupati),” kata Wibagio saat dikonfirmasi.
Hal serupa disampaikan Kepala Dinas Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bangkalan, Siti Amina Rachmawati. Pihaknya melakukan pendataan anak yatim korban pandemi karena diminta Pemprov Jatim.
Dinas Keluarga Berencana Bangkalan mencatat 648 anak dengan rentang usia 1 hingga 18 tahun berstatus yatim/piatu. “Data tersebut belum sepenuhnya valid, itupun belum rampung, karena kami juga baru saja memulai pendataan,” kata Siti Amina.
Sementara itu hingga tanggal 20 Agustus 2021 pukul 13.00 WIB, jumlah kasus Covid 19 di Kabupaten Bangkalan tercatat 5.946, dengan kasus aktif sebanyak 151 pasien. Sementara pasien sembuh berjumlah 5.135 pasien. Sedangkan pasien meninggal dunia berjumlah 660 orang.
Penulis: Rusdi
Editor: HTW
Tonton video:





