Bacaini.id, KEDIRI – Roda bisnis di pusat perbelanjaan Jalan Doho Kota Kediri sudah lama terpuruk. Pemilik toko pakaian paling besar menanggung kerugian selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Dari ratusan toko yang berjajar di Jalan Doho, sudah puluhan gerai yang tutup. Ada yang tutup sementara hingga tutup permanen karena tak mampu mempertahankan usaha.
“Untuk jumlah toko yang tutup kita tidak bisa menyebutkan jumlah tepatnya. Yang jelas puluhan toko tutup karena dampak pandemi dan juga PPKM. Toko mereka sepi, dan omset turun signifikan,” kata Herry Susanto, perwakilan asosiasi pemilik toko Jalan Doho kepada Bacaini.id, Selasa 17 Agustus 2021.
baca ini PKL Jalan Doho: Saya Sampai Ngemis Cari Bantuan
Herry mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pemilik toko menutup usaha. Selain sepinya pembeli yang membuat pendapatan merosot, biaya sewa yang tinggi turut mencekik mereka. Harga sewa toko yang dibayar tahunan ini bervariasi, paling murah Rp 50 juta per tahun.
Biaya tersebut di luar operasional seperti listrik, gaji karyawan, hingga pajak. Meski Pemerintah Kota Kediri memberikan keringanan denda, namun tak mengubah pembayaran pajaknya. Itulah yang membuat mereka kolaps.
Sebelum tutup secara permanen, beberapa toko sudah berupaya mengurangi biaya operasional dengan mengurangi karyawan. Namun lambat laun para pengusaha tetap dihadapkan pada pilihan sulit karena harus mengikuti kebijakan pemerintah.
Toko yang paling terpuruk didominasi toko pakaian, sandal, dan sepatu. Mereka benar-benar kehilangan konsumen. Selain berhentinya aktivitas sekolah dan penurunan daya beli masyarakat, terbatasnya waktu operasional toko turut mempercepat kebangkrutan mereka.
“Di awal pandemi dulu pertokoan di Jalan Doho lumpuh total sekitar empat bulan. Setelah itu mulai berangsur membaik sampai mendekati normal. Setelah pemberlakuan PPKM, usaha kita turun lagi hingga 90 persen,” kata Herry.
Pemilik Toko Sahabat ini masih bersyukur bisa bermanuver dalam kondisi sulit. Dengan jumlah karyawan 50 orang, dia tak sampai melakukan PHK. Namun untuk menekan biaya operasional, dia terpaksa mengurangi jam kerja karyawan. Hal itu tentu saja berdampak pada berkurangnya pendapatan karyawan.
“Alhamdulillah di toko kami tidak sampai mengurangi karyawan, tetapi selama satu bulan mereka bergantian libur sekitar satu minggu. Mereka memahami langkah ini untuk kebaikan bersama,” katanya.
Jika PPKM akan terus menerus diperpanjang, potensi toko yang tutup secara permanen diprediksi bertambah. Sebab pembatasan jam operasional dan berlakunya penutupan jalan membuat Jalan Doho sepi.
“Sekarang habis Maghrib sudah siap-siap tutup, padahal sebelum pandemi masyarakat lebih sering keluar pada jam-jam itu, sekalian kulineran,” tutup Herry.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Videografer: Dulrahman
Tonton video:





