Bacaini.id, MALANG – Tim ahli Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengkritik program Kampung Tangguh Kota Malang. Program ini dinilai tidak efektif menjamin turunnya kasus harian Covid 19 yang justru meroket.
Kritik itu disampaikan Septian saat bertemu Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis, 12 Agustus 2021. (12/8/2021). Dalam rapat koordinasi tersebut, Septian menyampaikan beberapa hal yang perlu dikoreksi terkait penanganan Covid 19 di Malang Raya.
”Menurut saya, kalau hanya mengandalkan kampung tangguh dan PPKM Mikro itu tidak sepadan dengan kemampuan nakes. Itu tidak maksimal,” kata Septian.
Selain itu, data riil yang dimiliki pemerintah daerah juga tidak sinkron dengan pemerintah pusat. Salah satunya angka kesembuhan yang banyak belum update. ”Updating data memang harus optimal dan harus tepat waktu,” tegas Septian.
Septian menginstruksikan Kota Malang agar fokus memanfaatkan isolasi terpusat (isoter) dibanding menjalani isoman di rumah. Dalam waktu dekat Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga akan berkunjung ke Malang meninjau optimalisi Safe House.
Menanggapi kritik itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengakui ketidaksinkronan data akibat keterlambatan updating. ”Bagaimanapun kami akan bicara sesuai data, termasuk soal data tingkat kesembuhan yang sampai 1.478 itu belum masuk di pemerintah pusat,” kata dia.
Untuk kesiapan fasilitas isoter, akan disiapkan sebisa mungkin meski tidak mudah. Hal ini terkait SDM tenaga kesehatan yang terbatas.
”Keterbatasan nakes itu juga jadi kendala. Meski begitu, kami tetap berkoordinasi dengan beberapa perguruan tinggi untuk bisa memperbantukan tenaga mahasiswa membantu beban RS Rujukan,” jelasnya.
Sejauh ini, isoter di Kota Malang sudah ada di Rusunawa, tempat pembelajaran di Blimbing (SKB), dan VEDC Arjosari.
Penulis: A. Ulul
Editor: HTW
Tonton video:





