• Login
  • Register
Bacaini.id
Friday, May 23, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

3.500 Tahun Imlek, Cara Bersyukur Kepada Tuhan

ditulis oleh redaksi
01/02/2022
Durasi baca: 3 menit
512 32
1

Kegiatan pembersihan patung di Klenteng Tjoe Hwei Kiong Kediri. Foto: Bacaini/Novira

Dalam lafal Hokkian, Imlek (dibaca: im-lek) berarti kalender bulan atau kalender Tionghoa. Di negeri asalnya Tiongkok, kalender Tionghoa digunakan untuk memperingati berbagai hari perayaan tradisional, serta menentukan hari pernikahan atau pembukaan usaha.

Sebagian besar masyarakat Tionghoa juga menyebutnya sebagai kalender Agrikultur (nónglì). Penyebutan ini berasal dari cerita kuno yang mengaitkan Imlek dengan momentum ketika petani di China melakukan syukuran atas hasil pertanian mereka.

Semenjak datangnya etnis Tionghoa di Indonesia, perayaan Imlek setiap tahun juga diadakan dengan berbagai macam kegiatan. Seperti beribadah, kumpul keluarga, membuat kue keranjang, membersihkan rumah, mengenakan pakaian dan ornamen serba merah, membagikan angpao, hingga pertunjukan barongsai.

Perayaan tahun baru Imlek ini berlangsung selama 15 hari. Mengingat mayoritas Tionghoa-Indonesia adalah Hokkien, maka perayaan Imlek di tanah air berciri khas kelompok itu. Hingga kini Imlek menjadi kebudayaan yang diturunkan kepada anak cucu keturunan Tionghoa.

Kemeriahan Imlek yang diyakini telah berlangsung selama 3.500 tahun juga terasa di Kota Kediri. Salah satu tempat yang paling ‘sibuk’ dalam memperingati Imlek adalah Klenteng Tjoe Hwie Kiong di Jalan Yos Sudarso. Sejak H-7 atau tanggal 24 bulan 12 Imlek persiapan sudah dilakukan.

“Kami mengawali peringatan ini dengan melakukan ibadah Tongsen, yaitu sembahyang mengantarkan para dewa naik ke langit,” kata Ketua Yayasan Klenteng Tjoe Hwei Kiong, Prayetno Sutikno kepada Bacaini.id, Rabu, 26 Januari 2022.

baca ini Optik Tjiang Kisah Keluarga Naga di Kediri

Usai beribadah, pengurus klenteng membersihkan seluruh area tempat ibadah. Mulai dari meja altar, rumah altar, hingga mensucikan patung. Terdapat sekitar 70 patung yang berada di 16 altar mereka bersihkan. Kegiatan ini melibatkan tak kurang dari 30 orang, terdiri atas pengurus dan umat Klenteng Tjoe Hwei Kiong.

Pembersihan utama dilakukan pada patung Makco Thian Shang Sen Mu. Dia adalah tuan rumah Klenteng Tjoe Hwei Kiong yang merupakan Dewa Laut. Patung berwarna abu-abu yang menggambarkan sosok dewa bermahkota dan mengenakan jubah ini berdiri tegak menghadap ke arah sungai Brantas di sebelah barat. Di dekatnya terdapat sebuah tiang berwarna merah berisi panji-panji kebesaran Makco Thian Shang Sen Mu.

Dalam tradisi, budaya dan keyakinan Umat Tri Dharma, patung Makco merupakan dewi penolong atau dewi penyelamat. Karena itu keberadaan patung yang terbuat dari batuan asli Tiongkok itu diharapkan bisa membawa keselamatan di Kota Kediri.

Sebagai tuan rumah, penampakan Makco sangat menonjol. Berat patung itu mencapai 18,7 ton dengan tinggi 5 meter dan diameter 2 meter. Umat Tri Dharma sengaja mendatangkan patung Makco dari Buthien, Tiongkok, sebagai kota Thian Shang Sen Mu berasal.

Menurut Prayetno, patung Makco merupakan patung tertua yang ada di Klenteng Tjoe Hwei Kiong. “Makco ini usianya 205 tahun dan menjadi cagar budaya,” katanya.

Sutjahjo Gani, salah satu tokoh Tionghoa di Kota Kediri yang merupakan keturunan (cicit) pemilik penerbit legendaris Tan Khoen Swie menyebut perayaan Imlek tak ubahnya Hari Raya Idul Fitri yang dilakukan umat Islam. “Kami saling berkunjung ke rumah kerabat, makan bersama, dan berbagi angpao,” katanya.

Tradisi ini dilakukan setiap tahun oleh warga Tionghoa di Kota Kediri dengan beragam cara. Hanya saja perayaan yang melibatkan banyak orang seperti gelaran Barongsai, tak bisa dilakukan dengan semarak karena pandemi.

Lelaki kelahiran Kediri, 18 Januari 1963 yang berprofesi sebagai dokter gigi ini mensyukuri toleransi yang hidup di kotanya. Beragam agama dan aliran kepercayaan tumbuh berdampingan tanpa saling mengusik. “Sebelum pandemi saya masih aktif ikut kegiatan Macapat yang merupakan kebudayaan Jawa,” terangnya.

Sutjahjo Gani berharap keberagaman ini bisa terus hidup dan dirawat generasi muda di masa datang, sebagai wujud kemanusiaan yang sebenarnya.  

Penulis: Hari Tri Wasono

Tonton video:

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: imlekKedirioptic tjiangtionghoa
Advertisement Banner

Comments 1

  1. Pingback: Optik Tjiang, Kisah Keluarga Naga di Kediri - Bacaini.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Daop 7 Madiun Siapkan Layanan KA PSO Untuk 250.663 Pelanggan

Daop 7 Madiun Siapkan Layanan KA PSO Untuk 250.663 Pelanggan

Ragam Dialek di Jawa Timur: Dari Aneman, Mataraman, Hingga Arekan

Ragam Dialek di Jawa Timur: Dari Aneman, Mataraman, Hingga Arekan

Tradisi Nyadran Dam Bagong, Cara Warga Trenggalek Bersyukur

Tradisi Nyadran Dam Bagong, Cara Warga Trenggalek Bersyukur

  • Kejari Blitar Periksa Mak Rini Sebagai Saksi Kasus Korupsi

    Penyidikan Korupsi di Blitar Fokus ke Think Tank Eks Bupati

    635 shares
    Share 254 Tweet 159
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15273 shares
    Share 6109 Tweet 3818
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16570 shares
    Share 6628 Tweet 4143
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10854 shares
    Share 4342 Tweet 2714
  • Eks Kapolres Trenggalek Terungkap Bawa Arca Durga ke Bogor

    2796 shares
    Share 1118 Tweet 699

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112