Bacaini.id, BANGKALAN – Pernikahan bocah berusia 10 tahun viral di media sosial. Pernikahan bocah yang membuat heboh itu lantaran mempelai selain belum cukup umur juga belum lulus sekolah dasar (SD).
Peristiwa pernikahan yang tak lazim itu ternyata terjadi di Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur.
Pernikahan bocah yang kemudian menghebohkan itu pertama kali diunggah akun tiktok @Kareh Estohh dan sudah dilihat 700ribu lebih pengunjung.
Video berdurasi 20 detik itu terlihat, kedua mempelai yang masih bocah mengenakan baju pengantin sederhana, si pria mengenakan kemeja putih lengkap dengan kopiah hitam dan sarung. Sementara mempelai wanita mengenakan gamis berwarna hitam berkerudung warna cokelat.
Pakaian kedua pasangan yang masih bocah ini identik dengan pengantin yang baru saja melangsung akad pernikahan. Ditambah lagi dengan ucapan selamat dari para tamu undangan yang hadir sembari memberikan amplop.
Mereka berdiri didepan tembok rumah, terlihat si wanita memegang kado buket berisi uang, diduga sebagai mahar pernikahan. Kedua pengantin ini sontak menjadi perhatian warga sekitar. Pernikahan yang mereka lakukan di usia 10 tahun ini tak luput dari sorotan para pengguna media sosial.
Hingga hari ini, Rabu 1 November 2023 kisah ini mendapat tanggapan hampir 2ribu komentar serta 1.700 pengguna yang membagikan postingan tersebut. “Dari pada melakukan yg aneh2 lebih baek nikah,” tulis pengunggah video pernikahan bocah 10 tahun ini.
Akun @Kareh Estohh menyebut bahwa kedua bocah itu masih berusia 10 tahun menjadi pasangan termuda se Madura. “Gua malah bingung kalo nikah muda masih banyak yang cantik biasanya yang nikah muda jarang keluar dari kampungnya,” tulis nitizen.
“Saya aja belum nikah umur 25 (tahun),” tulis seorang nitizen.
“Perjodohan kebanyak di Madura,” timpal nitizen lainnya.
Akun @Yudi.m melontarkan pertanyaan berbeda kepada pengunggah video. “Ini tunangan atau nikah om?,” tanyanya dikolom komentar.
“Kan konsep udah bilang itu tunangan say, itu tunangan mas tapi sama nitizen di tanggapi pernikahan,” ujarnya @Kareh Estohh menanggapi pertanyaan nitizen.
Bukan Fenomena Baru
Pernikahan bocah yang lagi viral di media sosial itu bukan fenomena baru, yakni khususnya di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.
Seorang warga Jember bernama Sarah menuturkan, peristiwa pernikahan usia dini itu adalah fenomena yang umum dijumpai di masyarakat Tapal Kuda, yakni terutama di kalangan suku Madura.
Pada kisaran tahun 80-an, perjodohan yang kemudian dilanjutkan dengan tunangan dan pernikahan, dilakukan sejak calon mempelai masih berusia anak-anak. “Bahkan masih bayi sudah dijodohkan. Hal itu lumrah dijumpai pada kisaran tahun 80-an,” tuturnya.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya pernikahan usia dini. Di antaranya stigma sosial sulit mendapat jodoh atau perawan tua. Ini berlaku bagi para orang tua yang memiliki anak perempuan.
Kemudian karena faktor kekerabatan atau pertemanan, yakni orang tua kedua calon mempelai masih berkerabat atau bersahabat. Pernikahan bertujuan untuk semakin mempererat hubungan.
Alasan yang paling umum diambil adalah untuk menghindari perzinahan. “Bisa jadi motif ekonomi juga menjadi latar belakang. Agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain, pernikahan usia dini antar kerabat kemudian dilakukan,” ungkapnya.
Seiring perkembangan jaman, pernikahan bocah di lingkungan masyarakat Madura, yakni khususnya di Tapal Kuda, semakin berkurang. Sehingga ketika fenomena itu kembali dijumpai, sontak menjadi viral di media sosial.
“Dulu (tahun 80-an) hal itu umum dijumpai di wilayah Tapal Kuda. Tentunya di Pulau Madura lebih marak. Tapi seiring perkembangan jaman, pernikahan usia dini itu memang berkurang,” pungkasnya.
Penulis: Rusdi
Editor: Solichan Arif