Bacaini.id, JOMBANG – Ratusan emak-emak nekat berdesakan berebut sembako murah di Jombang. Mereka berdesakan untuk mendapatkan antrean di meja petugas yang menyediakan aneka sembako murah.
Sejumlah petugas yang disiagakan tampak menghalau sambil menghimbau agar pemburu sembako murah tetap jaga jarak dan tidak berkerumun pada pasar sembako murah yang digelar Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Jombang.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Jombang, Hari Oetomo mengatakan kegiatan pasar murah ini digelar untuk membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pokok ditengah menghilangnya minyak goreng dan kenaikan sejumlah komoditi.
“Dalam operasi ini kami menyediakan sembako berupa minyak goreng, telur, beras dan gula. Semua kita jual dengan harga lebih murah dari harga pasar,” kata Hari kepada Bacaini.id pada kegiatan operasi pasar di Alun-alun Jombang.
Panitia menyediakan 2.500 liter minyak goreng, 480 kilogram telur, 500 kilogram gula dan 1 ton beras. Satu liter minyak goreng dijual dengan harga 13.500 rupiah, telur seharga 17.500 rupiah per kilogram.
Gula pasir 12.000 rupiah per kilogram dan 5 kilogram beras seharga 43.000 rupiah. Semua komoditi tersebut dijual dengan selisih harga 500 sampai 1000 rupiah lebih murah dibandingkan dengan harga pasar.
Untuk menghindari aksi borong, petugas menjual beberapa jenis paket sembako tersebut secara menyebar di beberapa meja berikut pelayanan yang telah disediakan. Sehingga untuk mendapatkan barang yang berbeda mereka harus mengantre lagi dari awal.
“Selain membantu warga, dengan operasi pasar murah ini diharapkan bisa menekan harga sembako di pasaran,” sebutnya.
Keberadaan operasi pasar ini diakui bisa membantu memenuhi kebutuhan pokok warga. Namun karena jumlahnya terbatas dan jarang dilakukan membuat warga kembali kesulitan saat bahan yang dibeli dari kegiatan tersebut sudah habis.
”Di pasaran barangnya tidak ada,” keluh Sumi, perempuan yang mengaku sudah antre sejak pagi.
Sumi mengaku, minyak goreng menjadi komoditi yang paling banyak diburu warga. Pasalnya stok di ritel banyak yang kosong, kalaupun ada hargannya pasti lebih mahal.
“Ini tadi antre dari pagi hanya dapat jatah dua liter minyak. Harapannya kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan, paling tidak sampai harga kebutuhan pokok bisa stabil dan kembali normal,” tandasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira