Bacaini.id, KEDIRI – Jika punya niat buruk atau perilaku tak baik, jangan coba-coba berkunjung ke Sendang Tirta Kamandanu. Para penjaga sendang yang tak kasat mata siap mengancam dengan penampakan mengerikan.
Keangkeran dan kemistisan Sendang Tirta Kamandanu di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri ini sudah tak diragukan lagi. Bukan hanya masyarakat Kediri, peziarah dari seluruh negeri mengakui kemahsyuran sendang ini.
“Sendang Tirta Kamandanu adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Dahana Pura pada masa pemerintahan Sri Aji Jayabaya. Tempat mandi Maharaja dan keluarga kerajaan, bahkan menjadi tempat bersucinya sang Raja sebelum muksa,” kata Sigit Widiatmoko, sejarahwan Universitas Nusantara PGRI Kediri kepada Bacaini.id, Kamis 12 Agustus 2021.
Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, patirtan itu bernama Kali Buntung yang merupakan bagian lingkungan kerajaan. Disebut Kali Buntung karena terdapat sungai besar yang alirannya berakhir di sendang tersebut. Selain menjadi tempat mandi keluarga kerajaan, Kali Buntung menjadi tempat bersuci Sri Aji Jayabaya dan melepas keduniawiannya.
“Sri Aji Jayabaya mandi dan bersuci di Kali Buntung dan melepas semua pakaian raja kebesaran, mahkota, pusaka, beserta semua kesaktiannya. Kemudian memakai baju suci dan muksa, kembali ke nirwana,” jelas Sigit.
Sepeninggal Sri Aji Jayabaya, Kali Buntung berganti nama menjadi Kalasunya, yang berarti tempat kosong. Kalasunya menjadi tempat suci yang disakralkan karena dipercaya memiliki penjaga yang setia mengabdi kepada Raja Kediri.
Banyak pertapa yang datang untuk bersemedi di tempat suci itu. Namun, jangan harap mereka yang berniat tidak baik akan mendapat hal baik di sana. Bahkan sebelum niat tidak baik itu dilakukan, mereka akan menjadi sasaran empuk para penjaga ghaib yang ada di sana.
“Sendang ini dijaga sosok ular besar, dia melingkari seluruh bangunan. Sampai sekarang pun masyarakat sekitar masih kerap mendengar suara burung besar dan auman harimau yang jelas tidak masuk akal,” kata Sigit.
Hal ghaib itu pernah dialami oleh Sigit sendiri, saat mengantar temannya ke sana. Entah apa yang ada di pikiran temannya, tiba-tiba dia berteriak ketakutan karena merasa melihat ular besar sekali mengelilinginya. “Padahal saya tidak melihat apa-apa,” tambah Sigit yang mengingatkan untuk menjaga niat dan perbuatan.
Selain para penjaga tersebut, Sendang Tirta Kamandanu juga dijaga Buto Locaya dan Tunggul Wulung dari kekuatan magis jahat. Raja Jayabaya mengutus kedua abdinya tersebut menjaga Kediri. Penjagaan di barat Sungai Brantas tepatnya di Gunung Klotok dimandatkan pada Buto Locaya, sedangkan timur Sungai di Gunung Kelud dikawal Tunggul Wulung.
Sendang Tirta Kamandanu berada tepat di tengah-tengah dua wilayah itu sebagai pusat kerajaan. Hingga kini dua abdi setia itu terus menjaga Kediri dari magis jahat agar tidak masuk ke sendang yang menjadi wilayah suci Kediri.
Masyarakat percaya air suci di Tirta Kamandanu dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan banyak masyarakat dari luar Kediri yang datang hanya untuk sekedar mengambil air dan membasuh diri di sumur yang ada di lokasi patirtan.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Videografer: Dulrahman
Tonton video: