Direktur Perbibitan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda mengatakan komoditi unggas (daging dan telur ayam) merupakan bahan komoditas penting (bapokting) dan sumber pangan hewani strategis untuk menekan angka stunting (target 14% pada 2024).
“Komoditi unggas memberikan kontribusi 60% PDB Peternakan, 10% tenaga kerja nasional dan nilai ekonomi mencapai Rp700 triliun,” kata Agung Suganda saat menghadiri acara HATN di Halaman Kantor Bupati Blitar.
Menurutnya, produksi daging ayam ras selama kurun waktu tahun 2017-2022 tumbuh rata-rata 3,98% tiap tahun. Kebutuhannya juga tumbuh rata-rata 2,77% tiap tahun.
Produksi telur ayam ras pada periode yang sama juga tumbuh 5,19% tiap tahun dan kebutuhannya juga tumbuh 2,78% tiap tahun. Potensi produksi telur ayam ras tahun 2023 kumulatif sebanyak 6,1 juta ton, dengan kebutuhan 5,8 juta ton dan neraca surplus sebanyak 279 ribu ton (4,5%).
“Surplus ini harus kita dorong agar dapat memenuhi kebutuhan protein hewani penduduk Indonesia sebanyak 278 juta orang, dimana saat ini rata-rata konsumsi 21 kg per kapita atau 0,8 butir per hari,” kata Agung.
Penulis: Hari Tri W