Bacaini.ID-Jakarta. Pasca pelantikan dirinya oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko didampingi istrinya Kesi Yovana di Istana Kepresidenan 22/10/2024 menekankan pentingnya koordinasi dengan industri, terutama dalam hal permodalan untuk mempermudah akses masyarakat miskin terhadap modal usaha.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Budiman berharap bahwa masyarakat miskin diharapkan menjadi supplier. Namun harus memperoleh dukungan akses, aset sehingga mendapatkan kredit usaha rakyat yang mudah atau kredit ultra mikro. “Saya akan bicara dengan perbankan, saya juga akan berkoodinasi dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) agar memberikan kredit ultra mikro atau KUR, ungkap Budiman.
Program MBG, yang merupakan salah satu inisiatif dalam “Delapan Program Hasil Terbaik Cepat”, diharapkan dapat melibatkan masyarakat miskin dalam rantai pasok penyediaan bahan makanan. Meskipun belum memiliki data pasti mengenai jumlah masyarakat miskin di Indonesia, Budiman memasang target ambisius, yaitu minimal 50 persen dari mereka dapat berkontribusi sebagai supplier.
Setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, Budiman menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh, bukan sekadar mengatasi gejala. “Jadi pengentasan kemiskinan bukan sekadar menyembuhkan simptom atau gejalanya, bukan menanggulangi, tapi mengentaskan. Bukan sekadar ngasih uang tunai, tapi harus ada pemberdayaan, pembangunan inklusif mulai dari sektor industri, juga kebijakan-kebijakan investasi,” imbuhnya.
Budiman juga menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat miskin tidak hanya berfokus pada bantuan ekonomi langsung tunai atau bantuan lainnya, tetapi juga pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Ia mencontohkan pentingnya pelatihan kompetensi untuk mengelola koperasi dan pelatihan teknologi dalam bentuk upskilling dan reskilling, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Langkah ini menurut Budiman Sudjatmiko dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pemberdayaan masyarakat miskin, sehingga mereka tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga berperan aktif dalam perekonomian nasional.
Penelusuran Bacaini.ID upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia, terus berfokus pada pemberdayaan keluarga miskin dan pra sejahtera. Menurut data terbaru, persentase penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 tercatat sebesar 9,03%, menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Keluarga miskin didefinisikan sebagai mereka yang memiliki pengeluaran di bawah garis kemiskinan, sementara keluarga pra sejahtera adalah mereka yang berada di atas garis kemiskinan tetapi masih menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan dasar.
Program Pembiayaan Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang diluncurkan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada tahun 2016 bertujuan untuk memberdayakan keluarga miskin dan pra sejahtera, terutama perempuan. Program ini menyediakan pinjaman modal tanpa agunan, dengan jumlah minimal Rp2 juta, yang memungkinkan akses ke pembiayaan bagi mereka yang sebelumnya tidak terlayani oleh lembaga keuangan formal. Hingga saat ini, Mekaar telah melayani lebih dari 20,6 juta ibu-ibu di Indonesia, dengan 1,7 juta di antaranya berhasil “naik kelas” ke lembaga keuangan formal.
Sistem kelompok tanggung renteng yang diterapkan dalam program ini mengharuskan peminjam untuk berkelompok minimal 10 orang, sehingga menciptakan rasa tanggung jawab bersama dalam pengelolaan pinjaman. Selain memberikan akses pembiayaan, Mekaar juga menawarkan pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan usaha, yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan kewirausahaan dan pengelolaan keuangan.
Dampak positif dari Program Mekaar sangat signifikan. Menurut data dari Sekretaris PNM Dodot Patria Ary, program ini telah membantu 1,7 juta warga keluar dari kemiskinan ekstrem, dengan rata-rata peningkatan pendapatan rumah tangga berkisar antara 1,36% hingga 1,71%. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya memberikan modal, tetapi juga meningkatkan taraf hidup keluarga miskin dan pra sejahtera secara berkelanjutan.
Mekaar juga berperan dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir atau bank emok, dengan tingkat kredit macet yang sangat rendah, yaitu hanya 0,05%. Ini menunjukkan bahwa program ini berhasil dalam mengelola risiko dan memberikan dukungan yang tepat kepada para peminjam.
Dengan pendekatan yang holistik, Program Pembiayaan Mekaar PNM berkontribusi besar dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, memberdayakan perempuan, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. “Masyarakat tidak hanya dibantu, tetapi diberdayakan dan ditingkatkan kemampuanya agar ekonominya meningkat dan menjadi lebih baik”, ungkap Dodot.
Penulis : Danny Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono